Memilih Daerah Untuk Investasi Dan Pengembangan Wisata

Sekarang, ini adalah kesempatan. Ini yang bisa kita isi. Ini semua potensial. Baik potensi untuk memperkuat industri kami dan untuk meningkatkan ekspor kami. Ini adalah kesempatan. Yang harus kita lakukan adalah mengambil kesempatan ini atau tidak. Kita bisa mengambil peluang ini atau tidak, kata presiden. Untuk tujuan ini, pemerintah akan memberikan dukungan dalam memanfaatkan peluang yang ada. Di tengah kekacauan global dan regional saat ini, presiden mendorong para pengusaha untuk tidak ceroboh dan fokus pada peluang yang ada di depan mata.

Memilih Daerah Untuk Investasi Dan Pengembangan Wisata. Pada Forum CEO Kompas100 tahun lalu, presiden telah menyampaikan perubahan dalam pola konsumsi, dari offline ke online, yang membuka peluang luar biasa dalam e-commerce. Selain itu, sektor pariwisata telah menjadi mesin baru pertumbuhan ekonomi. Dia mencatat bahwa pariwisata dunia telah tumbuh pada tujuh persen, cukup tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi global yang hanya 3,5 persen.

Ini berarti bahwa pertumbuhan pariwisata dua kali lipat pertumbuhan ekonomi dunia. Kita perlu melihat tren seperti ini, ke mana kita pergi. Itu yang ingin kita hitung. Kami ingin menghitung mengapa kami ingin membangun 10 Bali Baru. Ya, karena ada peluang ini, pertumbuhan pariwisata adalah tujuh persen, jelasnya. Pameran berjudul Made in Indonesia Expo 2018 akan diadakan untuk pertama kalinya di Jeddah, Arab Saudi, untuk memperkenalkan produk-produk Indonesia di Arab Saudi dan Timur Tengah.

Pameran ini bertujuan untuk mempromosikan Indonesia di Arab Saudi, khususnya, dan Timur Tengah, secara umum. Sejauh ini, Indonesia belum terlihat memiliki hubungan perdagangan yang menguntungkan atau tempat-tempat wisata dan investasi, Ketua Pameran Indonesia 2018 Sukur Sakka menyatakan di sini pada hari Selasa, (27 November). Pameran, yang diadakan di Pusat Jeddah untuk Forum & Acara, akan menampilkan 75 stan yang menampilkan produk dan layanan Indonesia dari berbagai perusahaan.

#$#$#$#$#$#$#$#$#$#$#$#$#$#$#$#$#$#$#$#$#$#$#$#$#$#$#$#$#$#$#$#$#$#$#$#$#$#$#$#$#$#$#$#$#$#$#$#$#$#$#$#$#$#$#$

Menurut Sakka, 70 persen dari produk yang dipamerkan adalah makanan, mengingat makanan Indonesia memiliki peluang besar di pasar Arab Saudi. Produknya adalah kopi, produk makanan siap saji, dan cokelat. Produk-produk ini sepertinya memiliki peluang besar untuk dipasarkan di sini. Produk-produk ini menarik, kata Sakka.

Pada pameran perdananya, Sakka memprioritaskan untuk memperkenalkan produk dan layanan Indonesia. Sakka menyatakan harapan bahwa pameran yang akan diselenggarakan dari 28 November hingga 1 Desember 2018, akan dapat menghasilkan US $ 1 miliar. Dia menunjukkan bahwa pameran ini diselenggarakan oleh Kamar Dagang dan Industri Indonesia di Indonesia dan Jeddah, bekerja sama dengan Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Jeddah, dan Kementerian Perdagangan.

Pada pameran tersebut, Kementerian Perdagangan akan mengadakan forum bisnis dan menyatukan pengusaha dari Jeddah dan Indonesia untuk menjalin kerja sama bisnis. Diperkirakan sekitar seribu orang akan mengunjungi pameran yang akan dibuka secara resmi pada 28 November pukul 19.00 waktu setempat. Indonesia akan mengadakan pameran dan kontes ikan hias terbesar di dunia, yang disebut Nusatic 2018, di Tangerang Selatan, Banten.

Dalam hal ikan hias, kami adalah yang terbaik di dunia, Deputi Koordinasi Sumber Daya Alam dan Layanan di Kementerian Koordinator Maritim, Agung Kuswandono, menyatakan pada konferensi pers di Jakarta, Rabu.

Menurut Kuswandono, dengan 400 spesies ikan hias air tawar dan 650 spesies ikan hias air laut, potensi bisnis ikan hias di Indonesia sangat besar, tetapi pengelolaannya masih perlu dibenahi. Saat ini, Singapura lebih dikenal sebagai pusat daerah ikan hias di Asia Tenggara.

Nilai ekspor ikan hias Indonesia ke dunia pada 2016 berjumlah US $ 24,64 juta, sementara ekspor ikan hias Singapura pada periode yang sama dihargai $ 42,97 juta. Kuswandono percaya bahwa Indonesia dapat terus mengembangkan potensinya, terutama karena lebih banyak orang asing lebih suka ikan hias dari perairan tropis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar