Sinkronisasi Teori Belajar Dengan Praktik Lapangan

Semua unit pendidikan di Kementerian Perindustrian telah menerapkan sistem kurikulum berbasis kompetensi dan terhubung dengan dan sesuai dengan industri. Upaya ini terbukti mampu menghasilkan sumber daya manusia yang terampil dan profesional seperti yang dipersyaratkan di dunia kerja saat ini. Kami memiliki sembilan Sekolah Menengah Kejuruan, sembilan Politeknik, dan satu Akademi Komunitas. Mereka telah menjadi referensi untuk pengembangan pendidikan kejuruan karena kami telah berhasil membangun sistem pendidikan yang benar-benar berbasis kompetensi dan terhubung dengan dunia industri, Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Haris Munandar menyatakan seperti dikutip di situs web Kementerian Industri, baru-baru ini.

Setiap unit pendidikan di Kementerian Perindustrian berspesialisasi dalam bidang industri tertentu. Ini difasilitasi melalui kemitraan dengan beberapa perusahaan untuk sinkronisasi teori belajar dengan praktik lapangan.

Karenanya, kami sudah memiliki modul pembelajaran khusus yang sesuai dengan kebutuhan industri. Selain itu, rasio waktu yang kami terapkan adalah 50 persen belajar di sekolah atau kampus dan 50 persen berpraktik di industri, sekretaris jenderal menjelaskan.

Upaya ini telah berhasil membantu mengembangkan usaha kecil (UKM). Karenanya, Wakil Ketua Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat, Ridwan Hisjam sebelumnya menekankan pentingnya pengembangan sumber daya manusia dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0.

Legislator berpendapat bahwa Indonesia harus bekerja sama dengan pemain industri dan pemerintah asing untuk meningkatkan kualitas sekolah kejuruan sambil secara bersamaan meningkatkan program mobilitas tenaga kerja untuk mempercepat transfer kemampuan.

Di era Revolusi Industri 4.0, pola kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk UKM, harus dilakukan, terutama dalam hal inovasi melalui konsep link and match.

Untuk tujuan ini, Tautkan dan sesuaikan kegiatan pertemuan bisnis antara UKM komponen otomotif, Agen Pemegang Merek (APM), dan Industri Besar di Kementerian Perindustrian diadakan pada hari Selasa (27 November) di Jakarta. Ini menyatukan setidaknya 100 UKM dengan 19 APM dan perusahaan besar.

##########

UKM berasal dari beberapa kota di Jawa, termasuk Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Karawang, Bandung, Pasuruan, Purbalingga, Yogyakarta, Tegal, Klaten, dan Sidoarjo.

Selama pertemuan bisnis di Kementerian Perindustrian, 15 UKM siap bermitra dengan tiga industri besar. PT Dharma Polimetal, PT Mada Wikri Tunggal, dan PT United Tractor Pandu Engineering (Patria) adalah tiga perusahaan besar yang menandatangani kontrak kemitraan pada acara tersebut. Mereka bertiga bermitra dengan tujuh UKM dari Kabupaten Tegal, Jawa Tengah.

Dalam kemitraan itu, APM dan industri besar dapat memberikan bantuan kepada UKM terkait dengan produksi komponen dengan kualitas sesuai dengan standar yang ditetapkan.

Sementara itu, Direktur Jenderal Usaha Kecil dan Menengah Gati Wibawaningsih menyatakan bahwa pertemuan bisnis Link and Match antara UKM dan industri besar dapat meningkatkan produktivitas sekitar dua ribu pekerja.

Sebagai contoh, mari kita membuat perhitungan. UKM komponen otomotif memiliki 20 pekerja, dan hari ini, kami mengundang 100 UKM. Ini berarti ada dua ribu pekerja UKM, dengan potensi untuk terus meningkatkan produktivitas mereka, katanya setelah menghadiri pertemuan bisnis antara UKM otomotif, APM, dan industri besar di Kementerian Perindustrian pada Selasa (27/11).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar